Menerbitkan Buku Bukan Sepenggal Mimpi




Akhirnya aku tau tentang apa yang selalu aku pikirkan selama belajar menulis ini, yang selalu diucapkan oleh pemateri selama pertemuan ke-1 sampai ke-7 yaitu tentang  penerbit mayor dan penerbit indie. Penerbit mayor seharusnya lawannya penerbit minor seperti istilah dalam nada. Ini jauh amat kata mayor dan indie .

kata indie menurutku adalah sebuah perusaahan film semacam Indie Film yang sering aku baca pada penutupan sebuah film yang terakhir  yang kemudian muncul juga tulisan TAMAT atau The End.

Materi yang sangat aku tunggu-tunggu selama kuliah online ini. Bapak Sucipto Ardi moderator pengganti Mr bams yang berhalangan hadir karena bapak mertuanya sakit.

Tema materi pada malam hari adalah Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit. Seperti pertemuan yang lalu, kami berselancar ke blog pribadinya Bapak Muhaimin, M.Pd, selaku nara sumber dalam pertemuan ke-8 belajar menulis bersama Omjay gelombang 17.

Banyak sekali profesi beliau dari pembimbing haji KBIH Arminareka, Penerbit Buku KAMILA PRESS LAMONGAN, dan tentunya sibuk berorganisasi. Buku-buku yang dihasilkan selama pandemi berjumlah 10 buku, beliau juga lulusan belajar menulis bareng OmJay guru bloger Indonesia tapi aku tidak tahu beliau gelombang berapa , kalau bareng bu Aam berarti bareng juga dengan bu Eva dan juga bu Nora.


Berani dan tekad yang kuat untuk mempublikasikan tulisan dengan harapan dapat berbagi pengalaman adalah kunci lahirnya buku bagi penulis pemula karena pada dasarnya menulis itu bukan karena bakat tetapi kerena niat kuat untuk menulis dan terus menulis dan terus berlatih.

Menulis itu mudah begitulah seharusnya mind side penulis pemula, dengan berkata menulis itu mudah maka otomatis pikiran dan hati kita diberi kemudahan, berhentilah menulis jika kita berpikir menulis itu sulit pasti akan mengalami kebuntuan karena ucapan dan pikiran adalah doa.

Menulis semudah kita berbicara ,  cobalah berbicara kemudian rekam dengan HP kemuadian dengarkan ulang dan tulislah. Maka tulislah apa yang kita dengar, apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan.

Kenali potensi anda, kita suka apa, trevelingkah, tentang dakwah, motivasi, IT, novel atau roman supaya lebih mudah kita menulis. Tapi sehebat apapun kita menulis kalau tidak diasah dan dilatih terus menerus maka semua akan sia-sia.

Dan tentu harus banyak membaca, untuk menjadi penulis buku bisa diperoleh melalui pengalaman dan pengetahuan. Dengan banyak membaca buku, wawasan kita akan bertambah dan bisa kita tulis menjadi buku yang indah dan menarik.

Sedang untuk mensiasati waktu kita yang padat, pandailah membagi waktu jika ada peristiwa atau kejadian yang membuat kita moodi untuk menulis segera ambil HP atau tulis dibuku catatan 5W + 1H,  atau rekam diHP .

Pilihlah waktu yang tepat untuk menulis karena setiap orang tidak sama dalam memilih waktu entah sebelum atau setelah tidur. Kembangkan tulisan dengan tulisan yang enak dibaca, sederhana, kalimatnya pendek supaya mudah dipahami dan gunakanlah istilah umum.

Tulislah dengan gayamu dan jangan meniru gaya orang lain, karena setiap orang itu punya ciri khas masing-masing. Jumlah halaman jangan kita batasi mengalir saja dan tulis saja sebnyak-banyaknya , ingat jangan menulis sambil mengedit karena ide kita nanti jadi hilang karena sibuk mengedit,  ketika sudah selesai baru diedit sampai benar-benar bagus dan sesuai EYD.

Nah sekarang waktunya kita belajar tentang bagaimana buku itu diterbitkan, tentang membuat cover buku, membuat judul yang menarik, dan apa saja yang harus dikirim ke penerbit. Menyiapakan kata pengantar, daftar pustaka, biodata penulis , synopsis untuk cover belakang buku untuk promosi,  yang kesemuanya dijadikan 1 file untuk dikirim ke penerbit lewat e mail dan lewat WA.

Sekarang kita akan berkenalan dengan penerbit mayor yang penerbit indie akan dijelaskan setelah penerbit mayor ya, yaitu penerbit yang mencetak buku secara massal, cetakan pertama biasanya sekitar 1000-3000 eksemplar  yang kemudian dijual ditoko buku.

Naskah yang masuk di penerbit mayor diseleksi melalui alur kerja yang harus dilalui  sesuai sistem penerbit mayor yang pasti sangat selektif dan kompetetif bisa sampai satu bulan atau tiga bulan atau satu tahun baru terbit.

Ketika buku sudah dicetak  dan didistribusikan ke seluruh toko buku penerbit mayor akan memberi royalty sebesar maksimal 10% dari total penjualan diberikan ketika sudah mencapai angka tertentu setelah 3-6 bulan selama penjualan buku.

Namun Jika buku tidak laku maka penerbit  atau tidak sesuai target maka buku akan ditarik lagi oleh penerbit. Karena itu penerbit mayor akan sangat selektif dalam menerbitkan sebuah buku,  harus mengikuti selera pasar. Karena Penerbitan buku di penerbit mayor adalah gratis tanpa biaya semua ditanggung oleh penerbit mayor,tentunya  jika ada kerugian semua ditanggung oleh penerbit mayor.

Dengan  pertimbangan itulah penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku, karena jika buku tidak laku terjual karugian hanya ada dipihak penerbit.

Contoh penerbit mayor adalah, Gramedia, Grasindo, Mizan, Tiga Serangkai, Erlangga, Yudisthira, Andi Yogyakarta, Pustaka Utama, Loka Media, Republika, dan lain sebagainya.

Sudah banyak sekali bimbingan dari grup Omjay yang sudah menjadi penulis penerbit mayor, memang butuh usaha yang keras dan kita butuh banyak belakar dari beliau.

Setalah kita kupas tentang penerbit mayor sekarang akan kita jelaskan tentang penerbit indie yaitu penerbit yang hanya mencetak buku jika ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twittter, Instagram, Youtube WA grup dan lain lain

Penerbit Indie tidak menolak naskah asal tidak melanggar undang-undang, hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti diterbitkan dan bapak Muhaimin pun berpromosi kami adalah alternative baru bagi penulis untuk membukukan tulisannya. Sebuah angin segar bagi penulis pemula seperta saya.

Selanjutnya Bapak Muhaimin menambahkan jangan tergoda dengan penerbit yang murah  tapi  kwalitas masih belum jelas seperti cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper sedang penerbit Kamila sangat professional, cover mengkilap, kertas halus dan awet begitu papar beliau yang senyum manisnya menghiasi cover bukunya yang berjudul Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar.

Penerbit indie berbayar sesuai dengan aturan masing-masing, antara penerbit satu dengan yang lain berbeda, karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama. Info harga cetak penerbit indie Kamila PreesLamongan bisa dilihat di https://cakinin.blogspot.com/2021/01/cetak-awal-10-buku-dan-cetak-ulang.html

Januari 2021 Kamila Press Lamongan telah melayani penerbitan buku 17 buku yang berISBN. Ini baru dua minggu lho. Setelah disahare buku apa saja yang diterbitkan salah satunya ada buku dari teman saya satu grup di WA Forum Guru Fikih nasional yaitu bapak Suharto guru MTsN 5 Jakarta yang berjudul GPS menyerangku dan aku bertemu dengan grup belajar menulis gelombang 17 ini juga dari beliau. Terima kasih pak Suharto semoga beliau selalu diberi kebahagiaan dan semoga akan sembuh dari GPSnya.

Syarat-syarat  penulisan naskah yang dikirim ke penerbit indie yaitu ketik A5 ukurannya 14,8 x 21cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2cm gunakan huruf arial, Calibri atau cambric dan masukkan dalam satu file kirim ke WA saya atau email gusmukminin@gmail.com begitu penjelasan Bapak Muhaimin tentang syarat naskah Penerbit Kamila Press Lamongan atas pertanyaan dari peserta belajar menulis gelombang 17 yaitu Bapak Miftah dari Demak Jawa Tengah.

Naskah yang diterbitkan minimal 60 halaman dan frontnya 11, dan biaya dibayarkan sesudah lengkap covernya, layout, edit, ISBN selesai dan sudah dikoreksi bersama antar penulis dan penerbit. Dan kalau sudah sepakat ditandai dengan DP atau uang tanda jadi, kemudian dicetak baru bayar semuanya plus ongkos kirim. 

Semoga suatu saat saya akan mencetakkan buku di Kamila Press lamongan disamping karena aku sering lewat kedung pring hampir tiap bulan Karena kampung halamanku Bojonegoro untuk menjenguk ibuku, sedang suamiku Modo Lamongan, ternyata kita tetangga dekat ya pak Muhaimin.

Tunggu kedatangan saya dengan naskah ditangan ya Pak Muhaimin dan tiga bulan lagi aku akan mempunyai sebuah buku minimal hasil resume belajar menulis bersama Omjay gelombang 17.

 

 

 

 

 

 

 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mental Kuat Penulis Hebat

Mudah lho..menerbitkan buku

Sudah layakkah Saya Menjadi Guru Penggerak Indonesia?