Silaturahmi Melahirkan Banyak Buku

    

    Dugaanku benar beliau adalah pemateri hebat  yang buku-bukunya sangat menginspirasi salah satunya berjudul motivasi dan literasi. Bu Kanjeng menyebutnya si pinki karena buku ini bersampul warna pink.

    Bu Kanjeng bernama asli Sri Sugiastuti pada pertemuan ke-2 membuat saya penasaran kok ada yang muncul disela-sela materi ke-2 padahal admin sudah menonaktifkan grupnya.  Beliau memulai karir menulisnya diusia senja. Hebatkan usia tidak membuat kita merasa terlambat untuk memulai sungguh menginspirasi saya yang sekarang berusia 43thn dan baru memulai belajar

Buku ini adalah kumpulan dari tulisan diblog saya, saya mempunyai tiga blog, begitu tuturnya. Antara lain salah satunya blolgspot, wedpress dan yang satunya berbayar tapi berbayarnya murah katanya dibantu mas Briyan setahun membayar Rp. 125.000,00. 

Sipinki ini diberi kata pengantar oleh bapak widyaiswara dari Jawa Timur namanya bapak Dr. Marjuki, M.Pd mengenal beliau berkat silaturrahmi dari berbagai pegiat literasi yang ada di Indonesia, dalam tiga jam setelah Bu Kanjeng memberikan draf buku ini sudah ada kata pengantar dari Bapak Marjuki.

Isi dari buku ini adalah motivasi karena itu diberi judul motivasi, jangan membuat judul menarik tapi isinya tidak sesuai, jangan sampai menulis dalam tahap belajar tapi tidak ada editor dan tanpa adanya testimoni dari para penulis lainnya dan si pinki ini sudah dibedah di acara YPTD di bab ke lima khusus buku guru yaitu dengan tema PJJ.

Sebelum dimulainya materi belajar menulis gelombang 17 pertemuan ke-3 ini ibu Sri Sugiastuti terlebih dahulu mengajak kita berselanjar ke blognya, terlihat tulisan beliau tentang herbal tentang dekatnya beliau dengan Tuhannya dan tentang sedihnya melihat perjuangan guru dengan muridnya yang kurang mampu di pelosok nusantara.

 Bu Aam Nurhasanah  mengenal ibu ini karena beliau menjadi nara sumber di belajar menulis gelombang 12 dan waktu itu Bu Aam menjadi pesertanya dan sekarang Bu Aam menjadi moderator di gelombang 17, selalu semangat menemani kami ya Bu Aam dan tanpa dimintapun Bu Aam akan setia menemani kami yang sedang butuh asupan gizi dalam menulis dan menurut Bu Aam Bu Kanjenglah yang memotivasinya untuk menulis Antologi

Karena penasaran dalam sesi tanya jawab akupun bertanya apa antologi itu? Bu kanjeng menjawabnya dengan note voice supaya cepat begitu katanya, suaranya terdengar begitu lembut, jelas dan jernih tidak mencerminkan bahwa Bu Kanjeng adalah seorang ibu yang sudah berumur lebih dari setengah abad.

Antologi artinya kumpulan, antologi bisa dibuat oleh satu penulis, contoh kumpulan puisi itu namaya antologi puisi bisa satu tema atau tema yang berbeda. Antologi kumpulan yang lain bisa ditulis secara bebarengan atau NOBAR nulis bareng jadi ada satu tema yang ditulis lebih dari satu orang, dan kebanyakn buku antologi yang dihimpun oleh curator lebih dari 20 penulis bukunya bisa jilid satu atau dua, penulis dengan berbagai sudut pandangnya ditulis dalam satu buku dengan tema yang sama.

Buku karya Bu Kanjeng selanjutnya adalah The Stories of Wonder Woman, buku ini ada karena silaturrahmi, jumpa dengan para ibu hebat menjadi sumber inspirasi yang akhirnya terkumpul 21 judul kisah. Dengan mendengar, membaca dan berjumpa maka hadirlah sebuah ide menulis dari  silaturrahmi. Berharap buku ini menjadi obat dan hiburan bagi pembaca yang sedang mungkin kerap mendapat cobaan baik berupa harta, penyakit, atau kesisruhan dalam kepernikahan atau dalam menjaga amanah Allah yang kadang sangat menjengkelkan bacalah dan ambil manfaatnya begitu tutur beliau. 

Ada kisah ibu koruptor  dalam buku The Stories of Wonder  Woman yang dulunya hidup mewah jatuh seketika ketika suaminya dipenjara, ada juga perjuangan seorang guru yang anaknya terpaksa berurusan dengan hukum karena anaknya dilarikan seseorang yang demikian itu sangat menampar guru tersebut, apalagi karena kasus tersebut anaknya stress atau terganggu psikisnya  tapi dengan perjuangannya anaknya sekarang bisa menjadi guru juga.

Tanpa silaturrahmi tak akan lahir buku ini, tanpa menjelekkan tanpa mengumbar aib tokoh tersebut karena pada prinsipnya tujuan menulis buku tersebut adalah untuk berbagi untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain bahwa banyak orang diluar sana yang hebat kuat dan bertahan ketika menghadapi ujian dari Allah . SWT tulisan ini fakta tapi fiksi atau yang disebut FAKSI.

Buku yang lahir karena silaturrahmi lainnya adalah Waw English is So Easy Kids, diterbitkan di Media Guru,dari hasil diklat kelas menulis di Hotel Mega Land Solo.dalam jangka waktu dua hari untuk buku pengayaan siswa Sekolah Dasar. 

Buku ini terdiri dari 70 unit, dengan situasi yang berbeda tiap unit terdiri empat bagian, ada kosa kata, contoh percakapan, latihan dan catatan yang terus diingat dan dari tiap lima unit ada evaluasi agar biasa dijadiakn tolok ukur dalam memahami setiap lima unit sebelumnya. Buku ini juga dilengkapi dengan latihan yang bervariasi , seperti soal menjodohkan, jumping word, pilihan ganda, menterjemahkan. Dan dilengkapi dengan kunci jawaban, irregular verb, serta glueserry.

Silaturrahmi menghasilkan lagi buku Catatan Corona Bu kanjeng Pandemi, kreativitas dan Literasi. Yang memberikan kata pengantar adalah tokoh literasi dari tulungagung Jawa Timur beliau adalah pegiat literasi Dr. Ngainun Naim, Bu Kanjeng  kenal beliau dari tahun 2018 dari komunitas pegiat literasi nusantara. Semua berawal dari silaturrahmi.

Swasunting sangat penting jangan sekali-kali merangkap jadi penulis juga jadi editor begitu pesan Bu Kanjeng dengan sedikit penekanan suara supaya terdengar tegas. Apapun yang dilakukan oleh sesorang itu hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia didunia pada umumnya ( Ki Hajar Dewantara )

Meresum menurut Bu Kanjeng adalah mengambil bagian penting yang membuat pembaca paham atas materi yang disampaikan . Silaturrahmi tidak hanya bertemu tatap muka dengan nara sumbernya tapi bertemu dengan karya-karyanya, blognya juga dengan duduk di masjid taklim mendengar penjelasan Ustadz juga merupakan silaturrahmi dengan pemaparannya atau nasehat-nasehatnya

Pertanyaan dari Bu Herni tentang syarat-syarat menulis jawaban dari Bu kanjeng adalah ukuran bukunya 14x 21, halamannya minimal 75 halaman, ukuran kertasnya A5. Supaya menarik carilah di google trend judul apa yang dibutuhkan saat itu, ketika kita tahu yang viral itu tentang pandemi tulislah tentang pandemi. Tulislah buku yang evergreen yaitu tema-tema yang bisa kita buat kapan saja, misalnya  parenting, motivasi novel-novel jenis tertentu sesuai keadaan jaman. Supaya buku kita menarik kuncinya adalah seringlah membaca dan menulis.

Menjadikan setiap masalah menjadi sebuah tulisan  lahirlah buku yang bernilai relegi dari karya-karya Bu Kanjeng. Beliau sangat terbuka untuk membantu para penulis pemula dalam melahirkan sebuah buku berkat silaturrahmi di belajar menulis gelombang 17,  beliau wujudkan dasyatnya silaturrahmi secara langsung kepada para peserta.

Bu kanjeng sangat berharap dari kelompok belajar menulis gelombang 17 lahir buku antologi yang ditulis bersama-sama yang nanti  terwujud sebuah buku dari silaturrahmi.

Sebagai orang yang pertamakali kenal dengan Bu Kanjeng ada rasa ketidaknyamanan memanggil ibu dengan nama itu, karena di lingkungan kami nama tersebut adalah teruntuk orang yang mempunyai karakter yang kurang disukai seperti suka memerintah, bergaya ratu dan maunya disanjung dan dihormati.

Tapi karakter itu sangat berbeda dengan ibu Sri Sugiastuti yang mengayomi. Membimbing dengan kasih sayang kepada kami para pejuang penulis pemula. Terima kasih ibu