Berbagilah supaya ilmumu bertambah

 




            Seperti air sumur yang terus ditimba, air bukan semakin keruh tapi semakin jernih dan tiada pernah habis, begitulah ilmu semakin diambil dan diberikan maka bertambah-tambahlah sumber airnya, semakin bening dan jernih.

            Menulislah dengan hati, mengalir tanpa terasa akan selesainya sebuah buku, ditambahi dengan kreatifitas mengolah kata-kata sehingga bahasanya renyah dan enak dibaca.

            Halaman naskah yang dijadikan buku minimal 40  halaman menurut aturan UNESCO, dengan meresum 20 narasumber akan mem selesaikan resumenya memudahkan kita untuk membuat buku karena itu ayo bersemangat dan segera miliki mahkota menulis yaitu buku hasil karya ber-ISBN yang akan diabadikan oleh Negara diperpustakaan Nasional Republik Indonesia.

            Pertemuan belajar menulis ke-12 kali ini diisi oleh bapak Yulius Roma Patandean dan di moderator oleh bu Aam. Beliau mengatakan bahwa dengan berbagi, karena beliau membuktikan bahwa dengan membagikan praktik-praktik baik tentang menulis kepada orang lain,  adalah memberi motivasi bagi saya untuk terus menulis, walau harus diakui bahwa motivasi menulis guru-guru ditiap daerah berbeda-beda.

            Sebagai alumni menulis bareng Omjay gelombang 8 bapak Yulius telah menerbitkan 2 buku yang dua-duanya diterbitkan oleh penerbit Andi kolaborasi dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Buku yang pertama berjudul Digital Transformation dan buku yang kedua berjudul Flipped Classroom.


            Sedang buku hasil resume kelas menulis diberi judul Guru Menulis Guru Berkarya, juga ada buku kumpulan puisi Tetesan Di Ujung Pena yang keduanya diterbitkan oleh penerbit indi.

            Kita semua bisa menulis karena kita semua punya ide dan pengalaman yang bisa diceritakan lewat tulisan. Kita sudah diberi karunia bisa menulis dari kita masih TK, tinggal bagaimana kita mengolah kedua hal ini untuk menjadi penopang tulisan yang terstruktur menjadi sebuah buku.

            Membuat tulisan dari resume materi-materi yang disampaikan narasumber adalah cara melatih menulis yang sangat tepat. Karena penulis pemula akan kebingungan jika disuruh menulis, bingung akan memulai dari mana. Karena ada narasumber para peserta seperti diberi bahan kue untuk diaduk dan diolah menjadi kue yang lezat, tergantung cara mencampur pastinya.

            Dan dengan teknik meresum adalah salah satu cara melatih keaktifan kita untuk menulis. Tak terasa menulis resume adalah menu wajib sekaligus alrm bagi kita untuk konsisten menulis.

                                        https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

            Karena aktif menulis akhirnya bapak Yulius yang lahir pada tanggal 6 Juli 1984 begitu yang say a baca di profil blognya sedang moderator murah senyum menulisnya 6 Juli 1988, tulisan beliau dimuat dilaman guruberbagi.kemendikbud.go.id, sebanyak 2 kali. Hafiahnya adalah diberi paket data.. lumayan kata beliau sambil tersenyum.

                  https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pjj-dengan-perpaduan-kelas-virtual-4-plus-1/

            Berbagi dengan cara mengajak guru-guru disekolahnya untuk menulis, juga dari sekolah lain, tapi sebelumnya beliau memberi motivasi dengan menerbitkan sebuah buku dari kumpulan puisinya.

            Akhirnya ada dua guru bahasa Indonesia yang tertarik dan terkumpullah 71 puisi yang dibukukan dan diberi judul Merajut Asa di Badai Korona , sebagi bonus Prof Eko Indrajit memberikan kata pengantarnya.



            CLBK ( Mencoba, Lakukan, Budayakan dan Konsisten ) adalah kunci agar menulis tidak berhenti ditengah jalan, pantang mundur sebelum ada karya demikian bapak Yulius mngobarkan semangat peserta belajar menulis gelombang 17.

            Buatlah judul yang sesusai pasaran supaya buku kita nanti diminati dan dibaca banyak orang, kita salami minat pasar yaitu teman-teman kita. Apakah suka yang humor carilah judul yang lucu beri juga gambar atau foto yang mendukung narasi kita.

            Menulislah seperti air yang mengalir, setiap kendala muncul selalu ada jalan keluarnya , seperti air yang senantiasa mencario celah baginya untuk mengalir. Tantangan menulis adalah diri kita sendiri, mari kalahkan diri kita agar kita konsisten menulis ditengah keterbatasan yang melingkupi kita.


Komentar

  1. Selamat malam Bu Haji..saya main ya sebelum kuliah mlm ini.......Mantap tulisannya ...semangat bu haji....clbk yuk.....Main yuk Bu Haji ke blog saya

    https://suryanietin.blogspot.com/2021/01/tetap-menulis-dan-selalu-berbagi.html

    BalasHapus
  2. Masyaalloh tulisannya luar biasa kalau bisa background diganti yg agak terang bun

    BalasHapus
  3. https://hernisbanah.blogspot.com/2021/01/ku-gapai-goresan-tinta-sampai-kota-roma.html
    Monggo singgah juga diblog saya dan saya tunggu komentarnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan dalam acara Isra' mi'raj

LAPORAN BIAYA HUT RI KE-78 2023

Inspirator Literasi TOP dari Jawa Barat