Pelaporan Lomba Semai Ketan Pudak ke-2
Pelaporan
lomba semai ke-2 dilakukan pada tanggal 28 Juni 2021, semua kriman foto dan cidio
harus memunculkan tanggal dan tidak boleh diedit supaya tanggalnya ada.
Biji
sawi dan pokcay yang kemarin telah disemai, diletakkkan dalam tempat yang gelap
tidak terkena sinar matahari kami memasukkannya kedalam plastik kresek warna
hitam. Supaya cepat keluar dari tanah maupun rockwallnya.
Mulailah
kami memfoto, hari ini kami cuma berdua karena teman kami Pak Boni dan Pak
Sugeng sedang bekerja, kami meminta tolong anak-anak yang sedang bermain di
balai RT membantu mengambil video namanya Hafidz dan Naila, anak-anak yang
masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, bisa dibayangkan hasilnya.
Mulailah
kami menerangkan apa yang telah kami lakukan yaitu bagaimana kami menyemai di
media padatan, yaitu kompos dan tanah dicampur 1 banding 1 diaduk rata kemudian
dituangkan dalam 2 nampan dan agak ditekan-tekan.
Setelah
itu larutkankan pupuk 3 mg/ 1/3 sendok makan nutricom D dari Petrosida Gresik dengan satu liter air,
semprotkan ke media tanah hingga basah (tidak tergenang) kemudian taburkan biji
sawi dan biji pockcay di nampan yang berbeda semprot lagi dengan nutrisi D
hingga basah kemudian dimpan ditempat yang gelap.
Selanjutnya
dengan media air atau hidroponik, potong rockwall kecil-kecil dengan ukuran
kurang lebih 1,5 cm x 1,5 cm berbentuk segi empat/kubus. Ditata di atas dua
nampan siapkan nutrisi hidroponik dengan mencampur 3ml sidaponik A dan 3 ml
sidaponik B yang dilarutkan dalam satu liter air, gunakan TDS meter untuk
mengukur kepekatan campuran nutrisi
sidaponik A dan B dalam air, untuk tahap persemaian dimungkinkan
nilainya 400-700 PPM.
Setelah
tercampur rata masukkan kedalam handsprayer, lalu
Masukkan
masing-masing satu benih dalam satu rackwall dengan memakai alat tusuk yang
dicelupkan terlebih dahulu kedalam air, supaya basah dan bijinya menempel pada
tusuk lidi tersebut. Semprot kembali rockwall sampai basah kemudian disimpan di
tempat yang gelap yang tidak terkena sinar matahari.
Setelah
pengambilan gambar dan video selesai segera kami mengirim di instragam dengan
tergopoh-gopoh. Yang terkirim tetap saja ada yang keliru ada salah satu foto
yang tidak ada tanggalnya juga menulis nutricom D berubah menjadi A,
mudah-mudahan panitia memaklumi dan mengerti bahwa emak-emak itu susah
beradaptasi dengan teknologi.
Berharap
menjadi pemenang adalah harapan setiap peserta, tapi sepetinya jauh dari
impian. Kelompok-kelompok lain lebih
bagus kreativitasnya dan sudah lama berkecimpung dalam dunia tanam menanam.
Yang
paling aman adalah berharap tumbuh subur dan warga bisa memasaknya sebagai
tambah imun dikala pandemi belum juga berakhir. Bertanam tidak semua orang
bisa, tapi bisa karena terbiasa. Tanam menanam membutuhkan kesabaran dan
ketelatenan apalagi dengan media hidropnik yang membutuhkan banyak biaya.
Mudah-mudahan
dengan keikutsertaan kita dalam lomba dapat menumbuhkan minat warga dalam
menghijaukan alam, lahan yang kosong supaya sedap dipandang oleh mata apalagi
kamu milenial.
Mengajak
kaum milenial untuk bertanam adalah sesuatu yang sulit mungkin kurang menarik
baginya. Tapi suatu saat nanti jika tampak indah mudah-mudahan para milenial
meliriknya. Saat ini kami dengan ibu nunik amat gelisah bagaimana jika semai
kami dimakan tikus? Karena tadi pagi waktu kita jemur dibawah sinar matahari
datanglah burung dan memakannya.
Komentar
Posting Komentar