Jadilah Guru Mulia Dengan Berkarya

 

Menumbuhkan karakter dan budaya menulis bagi guru sangatlah tidak mudah. Karena seorang guru adalah orang lapangan yang langsung terjun ditengah-tengah anak didik dan disitu juga harus bergerak dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Mencoba sendiri melaksanakan sendiri sekaligus memecahkan masalah yang timbul dalam pembelajaran itu juga sendiri.

Seorang guru membuat rencana pembelajannya sesuai dengan keadaan kelas yang dia masuki dengan berbagai karakter siswa yang bermacam-macam. Hal ini lah yang membuat seorang guru sulit menyisihkan waktunya untuk menulis.

Setiba dari sekolah guru sibuk dengan urusan rumah dan juga setelah itu mengoreksi tugas siswa yang begitu menumpuk. Menyisihkan waktu amatlah sulit. Seperti saya ini disamping mengajar masih banyak lagi tugas lain seperti exkul, UKS, juga OSIS.

Guru mulia karna karya, kata-kata inilah yang mengantarkan ibu Umi Rasyidah yang merupakan narasumber belajar menulis pertemuan ke-24 ini terlecut hatinya untuk terus belajar dengan menyisihkan waktunya untuk menulis.

Karena yang lebih penting lagi bari seorang guru adalah teladan, jika gurunya  terus belajar maka anak didik kita juga akan terus belajar jika gurunya berhenti belajar maka anak didiknya pun tidak akan pernah berkembang menjadi lebih baik.

Berkaryalah untuk anak didik kita, bukan karena untuk menjadi juara karena kalau kita ingin juara pasti ada rasa kecewa jika gagal dan ingin menghalalkan segala cara supaya menang dalam lomba.

Jika berkarya untuk anak didik kita maka kita akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup kita.

Supaya bisa menulis kunci utamanya adalah rajin dan senang membaca, dengan membaca akan memperkaya khasanah kelmuan kita, sehingga kita dapat melakukan sintesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai dengan sudut pandang kita sendiri dan bukan hasil duplikasi.

Kenapa kita harus menulis, hingga hari ini, profesi menulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara social.

Kemampuan menulis dipandang sebagai indicator intelektualitas dan kematangan berfikir. Dan dari menulis ini saya mendapat kesempatan bertemu dengan bapak ibu guru hebat yang penuh inspirasi dan motivasi dari berbagai penjuru ditanah air, bertemu dengan tokoh-tokoh hebat, bertemu dengan bapak mentri , bapak presuden serta mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sangat luar biasa. Dan mendapatkan short course di Jepang, begitu tutrur ibu Umi Rasyidah yang lahir pada tahun 1982.

Guru PAI yang mengajar di SMPN 2 Kepung, Kediri ini banyak menjuarai lomba-lomba yang diadakan oleh KEMENDIKBUD yang akhirnya mengantarkan beliau untuk shot course di Jepang.

Setelah terbiasa membaca dan menulis berbasis pengalaman dan kegemaran maka kembangkanlah menulis berdasarkan riset atau penenitian. Karena pada dasarnya menulis karya tulis ilmiyah tidak sesulit yang kita bayangkan. Demikian Ibu Rasidah meyakinkan kami peserta menulis.

Yang paling sulit hanya menyelesaikan tulisan kita yang pertama saja, jika satu karya pertama sudah berhasil kita selesaikan, maka tulisan yang ke dua dan seterusnya akan lebih mudah.

Sesungguhnya banyak diantara kita yang ingin menjadi penulis tapi namun hanya sebagian persen dari kita yang dapat mewujudkannya.

Apa yang menyebabkan menulis itu terasa sulit ? kerap kali kita hadapkan pada berbagai kendala dan hambatan seperti

1.    merasa tidak berbakat menulis

2.     tidak memiliki ide, tidak memiliki waktu,

3.    tidak suka menulis dan

4.    idak berani menerima kritik.

Kita sering merasa taidak ada bakat, akan tetapi menulis tidak hanya berasal dari bakat. Tapi kemampuan menulis bisa diasah dengan ketekungan, berlatih setiap hari dan menjaga komitmen diri.

Sulit memunculkan ide, sebenarnya ide bisa kita dapat dari memperbanyak diskusi, kolaborasi dan tentu saja memperbanyak membaca. Sedang tidak suka menulis adalah penyakit yang paling berat dalam menulis, tapi jika kita bisa menemukan alas an yang kuat mengapa kiata harus menulis, insyaallah penyakit ini akan sembuh dan hilang dalam diri kita.

Alasan mengapa kita harus menulis bisa sangat beragan, mari kita cari alasan yang tepat untuk menetapkan hati mengapa kita harus menulis.

Berikut ini adalah alasan yang mungkin bisa menginspirasi kita untuk bertakad kuat menulis.


1.    Orientasi material, tujuannya mengejar uang, bisa dari royalty, fee pembicara dan semacamnya. Apalagi jika berhasil menulis novel yang sampai diangkat kelayar lebar.

2.    Orientasi eksistnsial, tujuannya mengejar popularitas dan pengakuan dari masyarakat.

3. Orientasi personal, bersifat lebih pribadi dengan tujuan untuk mencurahkan atau mengekpresikanperasaan, pengalaman atau kisah pribadi agar`dapat dibaca oleh orang lain.

4.    Orientasi spiritual, terwujudnya untuk tujuan ibadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik.

Kendala selanjutanya adalah sulit menerima kritik, seringkali tulisan kita sulit berkembang menjdi lebih baik, karena kita menutup diri dari saran dan kritik orang lain. Tapi dengan kita mempublikasikan tulisan kita diblog menunjukkan bahwa kita ikhlas dikiritk.

Kesulitan yang paling jamak terjadi adalah tidak ada waktu, bukan orang yang banyak waktu yang dapat menyelesaikan tulisannya tapi orang yang dapat meluangkan waktu ditengah kesibukannya.

Ada bebarapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjadi penulis yang baik

1.    Membaca

 berapa banyak buku yang sudah kita baca? Menurut google’s advanced algorithms, jumlah total buku yang terbit ber-isbn yang da diseluruh dunia sebanyak 129.864.880 judul.

Untuk menjadi penulis yangb baik kita perlu membaca buku baik buku yang bersifat general (umum) Maupin spesifik sesuai dengan background akademik atau internet pribadi kita)

Aktivitas ini akan menentukan seperti apakah kualitas tulisan kita.

2.    Discuss

Ide sering sekali muncul sewaktu-waktu jika tidak ingin kehilangan ide segera catat, bisa dismartphone maupun dibuku catatan kecil anda. Dan saya sendiri selalu menyediakan buku catatan kecil kemanapun saya pergi. Dan jika waktunya sudah memungkinkan kita bisa mengembangkannya dengan berdiskusi maupun dialognya dengan berdiskusi maupun mendialogkannya dengan buku-buku referensi.

3.    Look Feel

Dunia digital sekarang sudah berkembang sangat luar biasa, berbagai macam informasi dapat kita peroleh dengan mudah melalui internet. Jika kita ingin menulis karya ilmiyah ada sumber bacaan dan referensi yang bisa kita peroleh dari internet. Akan tetapi yang harus kita perhatikan adalah jangan sampai kita trjebak dalam plagiasi.

4.    Socialize

Pengalaman orang lain juga bisa menjadi sumber inspirasi, maka kita perlu mengembangkan sikap peduli dan empati sehingga kita bisa memberikan solusi dan inspirasi dari setiap permasalahan yang ada disekitar kita.

Guru dengan segudang prestasi ini, yang pernah menjadi guru PAI  inobel Terbaik tingkat Jawa Timur  memilih menulis dikala anak dan suaminya tidur, tapi jangan sampai karena menulis kita melupakan tugas utama kita yaitu menjadi guru.

Syarat-syarat lomba inobel

1.    Bebas plagiasi

2.    Tingkat similaritynya tidak lebih dari 20% jika kita ingin menjadi juara Satu

3.    Jika membuat inovasi kita harus memastikan karya inovasi kita berupa media atau metode supaya tidak terjadi kerancuan atas keberhasilan inovasi yang sudah kita lakukan apakah itu karena metode atau medianya.

4.    Membuat judul inovasi hindari membuat judul dengan akronim yang tidak memiliki arti atau tidak bisa kita temukan di kamus bahasa Indonesia.

5.  Pastikan karya ilmiyah kita sudah sesuai dengan gaya selingkung kemsharilindung, struktur penulisannya ilmiyah masing-masing lomba berbeda,

Jika kita ingin mendapatkan penilaian yang terbaik kita harus benar-benar melengkapi apa saja yang diminta dalam karya tulis itu, jangan kita mengirimkan tulisan kita seadanya, jika kita punya PTK kita kirim karya tulisannya dalam bentuk PTK padahal strukturnya benda, jadi kita harus merubah gaya penulisan PTK kita sesuai dengan selingkung lombanya.

Pertemuan ke 24 ini ditutup dengan closing statement, GURU MULIA KARNA KARYA, jangan pernah berhenti berkarya dan menginspirasi peserta didik kita, dalam bentuk apapun karya itu jika kita buat dengan sungguh-sungguh pasti akan menunjukkan jalan menuju kesuksesan.

Selamat berkarya, salam sehat dan sukses untuk kita semua.

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

  1. Keren bu resumenya..komplit..salam literasi

    BalasHapus
  2. Siiipp...in sya Allloh semakin sempurna. Tapi, ingat jangan sampai plagiat, baik naskah maupun ucapan seseorang. Upayakan muncul krn ide sendiri

    BalasHapus
  3. Wah, ibu tinggal menjadikannya buku ya sudah 24 resume. Mantap
    kalau saya masih harus mengejar ketertinggalan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mental Kuat Penulis Hebat

Mudah lho..menerbitkan buku

Sudah layakkah Saya Menjadi Guru Penggerak Indonesia?