Sakit GPSnya Menjadi Inspirasi BerLiterasi Bagi Anak Negri

 


Panggilannya Cing Ato, beliaulah yang membawaku kesini, wajahnya yang layu tapi tak seperti semangatnya yang membara untuk selalu berkarya. Cerita langka ini berjudul Guru yang sedang bertahan dan berjuang dari sakitnya mengajak guru yang lain untuk untuk belajar dan berkarya.

Siapkah beliau, ini biodatanya

Nama : Suharto, S.Ag.,M.Pd.

Nama panggilan: Harto/Cing Ato/Cang Ato

Suku : Betawi Cakung

Tugas: ASN Kementerian Agama

             (MTsN 5 Jakarta)

Bidang study: Fikih (PAI)

Akun Medsos:

Facebook/Instragram (suharto.cingato.cing)

Blog (suharto13.blogspot.com. suharto69.blogspot.com. suharto13.wordpress.com)

Email : suharto130469@gmail.com

Beliau adalah guru fiqih, yang saya temui di grup WA Forum guru fikih nasional. Beliau terus menerus mengajak kami belajar menulis, beliaupun mengirim link blognya untuk dengan harapan teman-teman membaca dan berkomentar dikolom komentarnya.

Sepertinya sedikit dari kami yang tertarik, tapi tiada kata putus asa dari bapak Suharto untuk selalu mengajak kami belajar. Hingga pada suatu hari beliau mengirim link tautan untuk kami bergabung belajar menulis gelombang 17.

Hanya kata pesimis yang saya ucapkan, ah gak ada waktu, lama-lama bergabunglah saya ke grup ini karena tiada lelah Cing Ato mengirim buku-buku karyanya. Yang berjudul GPS menyerangku dan banyak dari teman guru fikih yang pesan buku tersebut mungkin karena penasaran.

Cing Ato membuka pelatihan malam ini dengan pembukaan persis seperti guru agama lainnya jika membuka sebuah acara.

Beliau bersyukur karena diberi waktu oleh Om Jay untuk berbagi ilmu dan menginspirasi bagi guru sehat yang lain yang seharusnya mampu berkarya karena diberi kesehatan oleh Allah SWT.

Cing Ato tidak menyangka  bisa terpilih jadi narasumber malam ini di sini. Karena  belum begitu paham tentang tulis-menulis, begitu ucapnya, namun pernah  Terlintas dalam pikiran, suatu saat saya akan menjadi Narasumber pelatihan menulis. Eh, ternyata terbukti. Ini mungkin  yg disebut power of dream lanjut beliau

 Awal menulis yaitu ketika  sedang rame-ramenya istilah literasi. Hinga mengusik keingintahuan Cing Ato ( Panggilan beliau ) Apa sih literasi itu? Hingga  harus membuka kamus B. Indonesia mulailah Cing Ato berkelana ke dunia Maya, untuk mencari pelatihan literasi. Beliau mendapa postingan tentang pelatihan menulis PTK  dan ikut pelatihan tersebut. Di sinilah Cing Ato  kenal dengan  bang Namin, om Jay, om Dedi, om Dian kelana, dan lainya.






Sekitar tahun 2015 -2016  Cing Ato  mengikuti acara mereka, di antaranya, yaitu: penulisan PTK, public speaking, dan writing Camp bath  hingga  setiap liburan sekolah selalu mencari pelatihan walaupun berbayar dan jauh dari rumah serta harus meninggalkan keluarga berhari-hari

Hasil dari pelatihannya bisa membuat PTK  dan buku Antologi

                              

                                         Ini buku antalogi perdana

Dan tahun 2017 buku solo perdana" Mengejar Azan" buku cerita perjalanan hidup dalam menuntut ilmu.

                                      

Saking bangganya hingga seorang teman pelukis dipinta untuk melukis buku ini. Buku perdana solo bersejarah bagi Cing ato, maka dipanjang di ruang tamu.

 Namun untung tak dapat diraih, tiba-tiba badai  Tornado memporak porandakan kebahagiaan Tepatnya tgl 19 Juli 2018  Seluruh badan Cing Ato lumpuh tak bisa bergerak bahkan napaspun tak bisa,  Alhamdulillah beliau cepat ke rumah sakit dan segera tertolong.

 Hanya kepala dan kelopak mata yang bergerak, beliau terserang penyakit langka.  GBS ( Guillain Barre Syndrome) penyakit yang mematikan seluruh syaraf , sampai napaspun harus dibantu dg mesin ventilator dan oksigen.



Satu tahun tubuhnya  lunglai, tidak bergerak sama sekali. pulang dari rumah sakitpun masih dalam kondisi sakit dan masih memakai oksigen. Dengan kepasrahan dan kesabaran istri dan keluarga, akhirnya mulailah tangan kiri bergerak diikuti tangan kanan. Butuh waktu 6 bln tangan bisa menyentuh wajah, sementara jari jemari masih kaku.

Tidak banyak yang bisa diperbuat pada saat itu, kecuali menunggu takdir dan keajaiban. Satu tahun setengah putus hubungan dengan dunia luar.

Pada suatu ketika Cing Ato  mendengar suara bunyi HP istrinya  memiinta perawat untuk meletakkan hp tersebut di atas dada Cing Ato sementara tempat tidur ditinggikan hingga beliau bisa melihat Hp.

Mencoba menyentuh layar hp dengan jari yang kaku eh, bisa. Langsung saja ketika istri pulang mengajar Cing Ato meminta memegang HPnya sendiri.  Alhamdulillah, hpnya masih ada hanya kartunya yang sudah tidak aktif. Saat itu juga istrinya yang sabar membelikan kartu baru.

Akhirnya hp  hidup kembali. Cing Ato melacak akun Facebook selama tiga hari akhirnya ketemu. Sejak itulah Cing Ato memposting kondisinya hingga seluruh sahabat dan murid mengetahui . Hingga gelombang simpati, doa dan semangat datang silih berganti.

Akhirnya setiap hari mulailah  Cing Ato menulis cerita perjalanan penyakit yang  alaminya. Banyak follower yang menghampiri. Untuk mengisi hari-hari yang kosong  beliau menulis artikel dengan satu tema, yaitu motivasi.

Menulis setiap ba'da subuh hingga pukul 07.00. terkadang sambil terapi beliau menulis. Terkadang ketika menjelang  tidur hingga tidak bisa tidur sebelum punya ide buat menulis.

Jika kehabisan ide, beliau baca buku, melihat televisi, YouTube, tulisan orang lain, ikut dengerin pak Mario Teguh, pak Ari Ginanjar bahkan Cing Ato dengerin topeng, lenong, lagu Betawi karena kebetulan beliau juga sedang  nulis cerita Betawi

Semua tulisan dishare ke Facebook dan blog. Alhamdulillah, banyak yang senang dan menunggu tulisan berikutnya. Bahkan banyak teman literasi berdatangan. Karena dishare keseluruh group guru

[Di tengah perjalanan menulis, tiba-tiba ada orang yang dikenal menghubungi  lewat WhatsApp dan vicol. Siapa dia? Sudah tdk asing bagi kita yaitu bapak Wijaya Kusuma (om Jay). Kenang beliau

Lalu om Jay memasukkan Cing Ato ke group pelatihan menulis gelombang 8. Walau dalam kondisi sakit saya mengikuti sebatas kemampuan saya.  Ketika saya lelah saya berhenti untuk mengikuti pelatihan, tetapi materi saya simpan saja di wordpress tambah Cing Ato yang dulunya sangat ganteng dan Gagah sebelum sakit .

Beliau tidak setor resume.tetapi ilmunya  dipakai untuk memperkaya tulisan. Maka lahirlah dua karya secara bersamaan.






 Inilah karya dikala keterbatasan. Lelah, letih, pusing tidak menghambat untuk menulis setiap hari

Menulis itu mengalir begitu saja. Hingga Cing Ato  sendiri juga bingung dibuatnya. Ya, seperti dalam mimpi saja. Hingga terkadang bertanya pada diri sendiri," ini tulisan saya apa bukan,", Istri beliaupun juga ikut bingung kenapa suaminya bisa menulis?

Sekarang Cing Ato sedang menulis buku ke 4, 5, dan 6. yang  ke-4 sedang diusulkan di YTPD. Yang ke 5 sedang diedit sementara yang ke-6 sedang berjalan sudah bagian ke 28 (novel Betawi)  yaitu:  Belajar Tak Bertepi ( kisah berguru dengan para pakar + resume yg belum dibukukan), Kisah-kisah inspiratif mendidik diri, dan sebuah novel Betawi "Aisyeh Menunggu Cinte"

Dan masih banyak yang tersimpan di blog. Insyaallah akan jadi buku semua., hebat ya Cing Ato. Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.

Turunan dari kalimat sakti om Jay terbukti ampuh. Gara-gara menulis  dalam kondisi serba keterbatasan  para youtuber menghampiri. Mereka tertarik karena apa yang dilakukan Cing Ato sangat menginspirasi.

                                       


Di samping itu juga ada tawaran menulis naskah pembelajaran PJJ, rezeki yang menghampir Menulislah setiap hari dan lihatlah rezeki menghampiri .

 Dengan menulis setiap hari, hingga lupa bahwa beliau sedang dalam kondisi sakit. Hingga tiba-tiba tubuh ini sedikit-demi sedikit  Mengalami perubahan yang cukup membahagiakan.

 

   

kondisi Cing Ato saat ini             

Dari pengalaman yang dilakukan ada beberapa langkah yang harus kita ketahui sebagai penulis pemula. Di antaranya, yaitu:

1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan kita untuk menulis. Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa dibaca dan dipahami.

2. Mulailah dari apa yang  pernah kita alami. Menulis yang pernah kita alami menulisnya lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikiran.

Contoh buku perdana dan kedua , itu isinya apa yang dialami. Tentunya terstruktur dengan baik sesuai urutan peristiwa.

3. Buat tema agar focus dalam tulisan.

 Cing Ato mengambil dari pernyataan pak Akbar Zaenudin, menulis harus membuat tema terlebih dahulu hingga seluruh isi buku temanya sama.

Misal tentang motivasi, traveling, kuliner, dll.  Buku ketiga itu buku motivasi kebetulan beliau  ambil dari tulisan diblog . Tulisan diblog diedit kembali lalu masukkan rumus 5 W +1 H.

 4. Harus membuat target dalam menulis. waktu membuat buku ke 2 dan ke 3 Cing Ato mentargetkan selesai di tahun 2020 , buku ini harus terbit. Dan ternyata 5 bulan terbit. Semester ganjil 3 buku dan  semester genap konsen di buku motivasi siswa dan guru.

 5. Harus punya semangat. Jangan berharap apa yang kita inginkan akan tercapai. Jika tidak ada faktor semangat.  Semangat yang membuat kita mampu untuk menyelesaikan tulisan menjadi sebuah buku.

Bagi Cing Ato setiap orang adalah guru baginya, Cing Ato sebelum sakit pernah menjadi guru paling berkharisma dan public speaking terbaik.

                  

Semangat menulis beliau bergelora atas keinginnya menjadi kebanggaan para murid, keturunan dan teman-temannya dengan karyanya.  Cing Ato yang selalu didampingai anak istrinya dan selalu ingin berkarya untuk mereka.

Terima kasih Cing atas semua inspirasinya, semoga apa yang bapak lakukan menjadi amal jariyah yang tak terhingga.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan dalam acara Isra' mi'raj

LAPORAN BIAYA HUT RI KE-78 2023

Asmaku Sahabatku