Cerita Mingguku
Senam Yoga dan Airobic bersama warga aquamarin 01 dan para Instruktur.Yang berbaju hitam Intrultur Yoga ,Mbak Irma
Setiap hari Minggu
sebelum Ramadhan biasanya ada
kegiatan senam di lapangan depan rumahku. Tapi setelah Ramadhan untuk
memulainya lagi seperti malas karena yang ikut jumlahnya sedikit kalau diadakan
lagi siapa yang akan mbayari instrukturnya yang perhadir 200k.
mbak nindi yang heboh
Jadi
ku diamkan saja ketika ada salah satu warga yang meminta senam lagi pasti akan
tekor terus-menerus. Kalau semua hadir pasti pendapatan bisa surpluse. Yang
acara goes tetap berjalan walau hanya 10 orang saja.
Ku
isi mingguku kali ini dengan menyapu halaman depan rumah dan lanjut lapangan yang nampak kotor, dengan berdoa terlebih
dahulu semoga ini menjadi olahragaku membuang semua penyakit keluarga dan
wargaku. Menyapu lapangan sering kulakukan karena tidak bisa memandang plastik
berwarna sliweran di sana sini.
Sampah
memang didominasi dedaunan kering, tapi hal itu tidak merusak pemandangan
mata. Plastik yang berwarna-warni bekas bungkus jajanan kering atau es
bungkus plastik membuat mata ini gatal selalu ingin meraih sapu dan
membersihkannya.
Sampah
juga itu berasal juga dari angin yang terbang dan dihempaskan dilapangan,
karena di situ adalah tempat yang luas dan bebas. Senang sekali jika melihat
anak-anak bermain di sana dengan celotehnya yang lucu tanpa memikirkan ekonomi
yang seret akibat corona.
Rumah
dekat dengan fasilitas umum ada enak dan tidaknya, enaknya jalan yang luas,
selalu ramai dengan semua kegiatan tidak enaknya kena bola, banyaknya sampah,
mengawasi anak-anak yang bermain. Karena sering terjadi pertengkaran atau jatuh
ketika bermain, juga lampu yang setiap hari kita awasi, menyalakan ketika
menjelang malam dan mematikannya ketika subuh .
Terkadang
ketika anak-anak bermain semua lampu dinyalakan dan ditinggal begitu saja atau
memakai kursi dan tikar juga ditinggal begitu saja. Kita sebagai warga sekitar
tak bisa begitu saja diam, tangan inipun dengan otomatis akan merapikan walau
dengan ngomel-ngomel karena sering diulang-ulang walau sudah dibilangi.
Itulah
yang namanya belajar sepanjang hayat, tidak serta merta orang yang kita
beritahu akan menerima dan mengerti, butuh waktu yang yang lama dan
berulang-ulang suatu saat nanti hidayah akan masuk kerelung hati disaat itulah
pesan-pesan kebaikan yang kita berikan baru dimengerti.
Ku
letakkan juga air mineral di balai RT beserta gelas juga guci yang kuambil di
Masjid, ingat embah-embahku dulu selalu meletakkan kendi dimejanya yang
anak-anak kecil bebas masuk dan minum ketika haus setelah bermain.
Berharap
anak-anak tidak sering minum es sascet yang banyak mengandung zat kimiawi,
berharap anak-anak tumbuh sehat yang
pasti adalah berharap ridhlo Allah yang maha kasih kepada hambanya.
Menemukan
buah jambu yang ranum yang sudah sering berbuah, jambu itu ditanam suamiku juga
mangga yang ternyata buahnya asem. Enak jambunya Alhamdulillah rejeki dari sang
Maha Pencipta. Balai RT ada kepengurusannya, anggota terdiri dari anak-anak
yang sering bermain disana. Kegiatannya kerja bakti. Ku belikan sapu dan alat
lainnya semangat sekali anak-anak ada juga jadwal piketnya walaupun jarang
sekali dilaksanakan, mencoba mengajari anak-anak untuk berorganisasi.
Anak-anak
itu selama Ramadhan pun sering mengadakan oprak saur juga makan saur bersama
setiap hari minggu dan tentu saja mereka akan memilih menunya. Terkadang sambelan
lele atau soto. Begitulah dunia anak-anak semoga dikenang dalam hidupnya dan
menjadi pengalaman tak terlupakan.
Lapangan
kini semakin bersih Pak Sugeng sebagai
pengelola taman dan lapangan merapikan semua tanaman dan dengan sabar beliau
membersihkan serta menata area lapangan juga mengobati rumput yang mengintip
dibalik paving seakan-akan ingin ikut berlari bermain bersama anak-anak, semoga
bapak selalu sehat.
Di
balai RT menjadi pusat CCTV, jika ada permasalahan pasti kita akan bersama
anak-ana membuka cctv. Pernah suatu hari ada bapak penjual pentol kehilangan
dompetnya yang berisi 2 STNK dan E KTP.
Bersama-sama
kami putar CCTV hasilnya nihil yang tampak malah anak-anak yang ternyata duel
sampai pelipisya berdarah. Kaget saya waktu itu , ku panggil keduanya, mulailah introgasi itu dan akhirnya saling
memaafkan.
Itulah
dunia anak-anak mudah sekali memaafkan dan melupakan kesalahan temannya dan bermain
kembali bersama seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Beda sekali dengan kita
orang dewasa, kadang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memaafkan.
Mingguku
kali ini dirumah saja, menyelesaikan pekerjaan yang sering tertunda. Seperti
biasa anak-anakku pun di rumah saja baginya rumahku adalah surgaku. Anak
pertamaku sibuk menyiapkan berkas untuk daftar ulang di UNAIR Studi Kejepangan,
seperti wajahnya kata temanku. Semoga menjadi awal baik bagi putra putriku.
Komentar
Posting Komentar