Ibu Nani Sang Mayor Istimewa

 

Pertemuan  ke-27 Jum’at, 05 Maret 2021

 


Nani Kusmiyati, S.Pd, M.M, CTMP. Berpangkat Mayor TNI AL berdinas di Dinas Pendidikan TNI AL (DISDIKAL) MABESAL Cilangkap jabatan saat ini sebagai Kasubsi Daljardiksa (Pengendalian Pengajaran Pendidikan Bahasa) dan Labsa

                                        


Banyaknya pengalaman hidup yang di alami oleh ibu satu yang menjadi inspirasi untuk menulis agar dapat mengekspresikan ide juga mendapat teman dan keluarga baru, yaitu keluarga besar penulis dan penyuka literasi.

Motto belajar sepanjang hayat yang terus ada dalam sanubari mengantarkan Ibu Nani , dipertemukan oleh sang maha pengatur hidup dengan Om Jay sang blogger Indonesia. Seperti Pucuk di Cinta Ulampun Tiba.

Ibu Nani bertemu dengan Om Jay ketika sma-sama menempuh S3 di UNJ, mendapat informasi ada kelas menulis di blog, tanpa berpikir panjang langsung saja Ibu Nani bergabun. Kelas belajar menuls pada malam gahari ini terasa seperti ngobrol dengan tetangga atau teman sendiri. Sering kali Bu Aam sebagai moderator nimbrung dan menimpali Bu Nani , beliau disapa dengan Mayorku seperti memanggil seseorang yang sangat dikagumi, semacam memanggil kekasih hati.

Menulis adalah kegiatan yang dapat dilakukan sipa saja. Mengapa kita harus menulis? Setiap orang mempunyai alas an untuk menulis. Biasanya kita menulis karena kita ingin menumpahkan rasa kesedihan, kegembiraan, marah.

Kita menulis untuk mengungkapkan ide kita ke orang lain atau public atau untuk meyakinkan orang tentang visi dan misi kita.

Kegiatan menulis semakin menarik tatkala kita telah menemui celahnya. Hal ini bisa kita dapatkan ketika kita sering menulis. Seperti dikatakan Om Jay “menulislah setiap hari dan buktikan hasilnya.”

Celah yang dimaksud adalah kita bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan kita , kita membaca lagi tulisan yang pernah kita buat. Apakah bahasa yang kita gunakan sudah tepat atau belum? Apakah tulisan kita sudah mengalir ? ( dengan menggunakan kata penghubung yang benar)? Sebelum kita Publish, tulisan itu sebaiknya diendapkan terlebih dahulu dan dibaca, , maka kita akan menemukan kata-kata yang kurang pas dan kesalahan ejaan

Teman literasi adalah sangat penting dalam menulis karena teman menjadi termotivasi untuk menulis. Merekalah yang membuat kita berani mengungkapkan ide-ide kita ke dalam blog maupun mengirimkan ke the Writers dan YPTD ( Yayasan Pusaka  Thamrin  Dahlan ).

Ibu Nina bergabung dengan dua project lain yang banyak berbagi ilmu tentang menulis yaitu project Omera dan Nubala. Yang diprakarsai oleh Mbak Moon dan Mbak Rina, begitu Ibu Nani memnaggilanya karena umur keduanya masih muda.

Jika kita “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, maka dengan menulis banyak sekali manfaat yang dapat kita petik untuk diri kita pribadi maupun orang lain.

Untuk pribadi kita dapat memperluas pengetahuan apa saja. Dengan menulis otak kita akan terus terasah walaupun kita bertambah usia sehingga tidak mudah lupa. Menulis adalah sarana edukasi bagi diri pribadi dan orang lain. Kita dapat membagikan ilmu yang kita miliki melalui menulis.

Jika kita seorang guru kita menuliskan bahan ajar untuk siswa kita di blog atau menjadikan sebuah buku maka murid-murid kita akan membacanya dan menyerap ilmu tersebut dan berguna bagi masa depannya . walau kita telah tiada buku-buku kita masih ada, buah pikiran atau ilmu yang kita tuangkan ke dalam buku masih dapat dinikmati orang lain.

Inilah salah satu manfaat menulis untuk keabadian. Manfaat lain hasil tulisan yaitu sebagi perantara kebaikan. Ketika kita menulis untuk hal-hal yang inspiratif yang dapat memotivasi orang lain, yang dapat menengkan hati orang lain maka kita sudah berbagi kebaikan dengan orang lain.

Menulis mengabadikan cerita kehidupan kita atau perjalanan karir kita. Ketika Ibu Nani bertugas di Libanon beliau belum menulis tapi mengabadikan tulisannya dalam kamera foto, tapi flesdisnya rusak hilanglah foto-fotonya, yang tersisa adala foto di email. Dari foto itulah ingatan Ibu Nani melayang ke tahun itu dan menuliskannya.


Saya sempatkan membaca tulisan Ibu Nani ketika bersama Krukely seorang tentara dari India yang bersama-sama akan mengantar logistik melewati banyak perbukitan, tulisannya begitu menyeret saya dalam situasi tersebut, takut, khawatir dan cemas bercampur jadi satu, takut Ibu Nani dan temannya kesasar dalam perbulitan yang sepi. Apalagi disana banyak sekali konflik yang tiada berkesudahan.

Tujuannya supaya anak cucu dan siapapun dapat mengetahui sejarah, prestasi demi prestasi yang sudah didapatkan oleh Ibu Nani.

Demikian juga ketika Ibu Nani kehilangan suami tercintanya ketika beliau sibuk di kantornya, ketika itu hanya ada buah hatinya yang menemi suaminya, haru biru saya membaca,baper begitu kata anak jaman sekarang. Ikut merasakan apa yang dialami Ibu Nani.

Disela-sela mengajar kelas bahasa Inggris di Disdikal Ibu Nani terus menerus menulis, menulislah sesuai kata hati dan senyaman mungkin baru kita menemukan pembacanya.

Komentar

  1. Terima kasih, resume yang bagus, berisi dan menyertakan feeling terhadap cerita pengalaman saya di daerah konflik. Sukses selalu y. Salam. .

    BalasHapus
  2. maaf bun banyak kata yg salah ketik, terburu2 siih takut ketinggalan

    BalasHapus
  3. Mantap Bu Khusnul.. Tulisannya Keren
    Semangat Mengisnpirasi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan dalam acara Isra' mi'raj

LAPORAN BIAYA HUT RI KE-78 2023

Inspirator Literasi TOP dari Jawa Barat